Pertolongan Pertama Saat Asam Lambung Naik: Jangan Panik, Begini Cara Mengatasinya!

Pernahkah Anda merasakan perut melilit, dada terasa panas, bahkan sesak napas setelah menyantap makanan pedas atau menyeruput kopi? Ya, itulah sensasi tidak nyaman saat asam lambung naik. Bagi sebagian orang, kondisi ini mungkin dianggap biasa, cukup minum obat maag, lalu selesai.
Namun, tahukah Anda, kasus GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung semakin meningkat di Indonesia, tetapi masih sering disalahartikan sebagai sakit maag biasa. Padahal, asam lambung bisa sangat memengaruhi kualitas hidup penderitanya, dan dalam kasus yang parah, dapat berakibat fatal.
Merujuk catatan Singh, et al (2020), penderita asam lambung mencapai lebih dari 50% dari keseluruhan kasus penyakit dan jumlahnya terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) yang dikutip Kasi (2019) juga mengungkapkan adanya peningkatan angka kematian akibat asam lambung secara global. Angka ini naik dari 40.376 kasus pada 2005 menjadi 47.269 kasus pada 2015.
Kenali Asam Lambung
Menurut Azer dan Goosenberg (2025), GERD adalah masalah pencernaan yang terjadi saat asam atau isi lambung naik dan mengiritasi lapisan dalam saluran makanan. Kondisi ini bahkan bisa menjalar ke area lain seperti mulut, laring, atau paru-paru. Penderita akan merasakan mual dan nyeri pada ulu hati karena asam lambung naik ke esofagus (kerongkongan), yaitu saluran yang menghubungkan lambung dengan mulut.
Selain mual dan nyeri di ulu hati, gejala lain yang mungkin Anda rasakan adalah sensasi terbakar di dada (heartburn), rasa pahit di mulut, batuk kering, suara serak, bahkan sulit menelan. Gejala ini sering kali muncul akibat beberapa faktor pemicu, antara lain:
- Pola Makan: Makanan pedas, berlemak, dan asam.
- Minuman: Kopi, alkohol, dan minuman bersoda.
- Kebiasaan: Makan terlalu cepat, porsi terlalu besar, atau langsung berbaring setelah makan.
- Gaya Hidup: Stres, berat badan berlebih, atau kebiasaan merokok.
Pertolongan Pertama: Mengatasi Asam Lambung Naik Secara Cepat
Katz, Gerson, & Vela (2013) dalam jurnalnya mengungkapkan pertolongan pertama untuk asam lambung lebih ditekankan pada perubahan gaya hidup dan kebiasaan. Dari temuan mereka, berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda terapkan untuk membantu meredakan gejala asam lambung:
- Meninggikan Kepala Saat Tidur: Jika gejala muncul saat Anda berbaring, segera tingkatkan posisi kepala dan bahu Anda. Gunakan bantal busa atau balok penyangga di bawah kasur untuk memastikan posisi kepala lebih tinggi dari perut. Langkah ini memanfaatkan gravitasi untuk menjaga asam lambung tetap di bawah.
- Kendurkan Pakaian: Melonggarkan pakaian yang ketat di sekitar perut adalah praktik umum yang dapat mengurangi tekanan pada lambung dan mencegah refluks.
Penanganan Jangka Panjang: Mengendalikan Gejala dengan Perubahan Gaya Hidup
Untuk mengendalikan gejala secara berkelanjutan, terapkan kebiasaan-kebiasaan berikut:
- Hindari Makan Malam Larut: Hindari makan besar dalam 2-3 jam sebelum Anda berbaring. Ini membantu lambung memiliki waktu yang cukup untuk mencerna makanan sehingga mengurangi risiko asam lambung naik.
- Menurunkan Berat Badan: Untuk penanganan jangka panjang, direkomendasikan untuk penurunan berat badan bagi mereka yang kelebihan berat badan. Ini adalah intervensi gaya hidup dengan bukti terkuat untuk mengurangi gejala GERD.
Pilihan Terapi Medis untuk Asam Lambung
Selain perubahan gaya hidup, penanganan GERD juga dapat melibatkan terapi medis, terutama untuk gejala yang lebih sering atau parah. Berikut adalah beberapa pilihan yang umum digunakan:
- Antasida: Obat ini bekerja dengan cepat menetralkan asam lambung, memberikan kelegaan instan dari gejala ringan hingga sedang.
- Antagonis Reseptor H2 (H2RA): Obat ini mengurangi produksi asam lambung. H2RA tidak secepat antasida, tetapi efeknya dapat bertahan lebih lama.
- Proton Pump Inhibitor (PPI): PPI adalah obat yang paling efektif untuk GERD dan sering direkomendasikan untuk kasus yang lebih serius. PPI bekerja dengan memblokir produksi asam lambung secara total dan efeknya bertahan lama. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker untuk menentukan jenis obat dan dosis yang paling sesuai dengan kondisi Anda.
Informasi Tambahan: Hubungan Stres, Posisi Tidur, dan Makanan
- Pengaruh Stres: Stres tidak secara langsung menyebabkan GERD, tetapi dapat memperburuk gejala yang sudah ada. Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung dan membuat kerongkongan lebih sensitif terhadap asam. Latihan relaksasi atau meditasi bisa membantu mengelola stres.
- Posisi Tidur: Selain meninggikan kepala, tidur miring ke sisi kiri dapat membantu mengurangi gejala refluks. Posisi ini membantu menjaga lambung berada di bawah kerongkongan karena posisi anatominya.
Upaya Pemerintah Atasi Asam Lambung
Pemerintah Indonesia, melalui berbagai institusi dan kolaborasi dengan organisasi profesi kesehatan, telah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi dan mengelola penyakit asam lambung atau GERD. Upaya-upaya ini mencakup penyusunan pedoman klinis, penetapan kebijakan layanan kesehatan, dan pengaturan cakupan dalam jaminan kesehatan nasional.
- Penyusunan Pedoman Nasional: Pemerintah bekerja sama dengan Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) untuk menyusun Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD). Dokumen ini berfungsi sebagai panduan resmi yang memberikan arahan bagi dokter dan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia mengenai cara mendiagnosis, mengobati, dan mengelola GERD secara tepat, termasuk intervensi gaya hidup dan terapi medis.
- Kebijakan Pelayanan Kesehatan: Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK). Pedoman ini mencakup tata laksana berbagai kondisi saluran cerna, termasuk perdarahan yang mungkin terjadi sebagai komplikasi dari GERD. Ini memastikan bahwa penanganan kasus-kasus yang serius dan komplikasinya dilakukan sesuai dengan standar medis yang terstruktur.
- Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan): Pemerintah menanggung pengobatan penyakit asam lambung, termasuk GERD, melalui mekanisme rujukan berjenjang (mulai dari faskes tingkat pertama hingga rumah sakit rujukan).
Jadi, ketika asam lambung Anda mulai naik, ingatlah: jangan panik! Dengan mengetahui cara mengatasi gejala secara cepat dan menerapkan strategi penanganan jangka panjang, Anda dapat meminimalkan ketidaknyamanan dan meningkatkan kesehatan pencernaan Anda.
Asam lambung bukan penyakit yang harus ditakuti secara berlebihan, tapi juga jangan disepelekan. Ia ibarat alarm tubuh yang memberi tanda bahwa ada pola hidup yang perlu diubah. Selalu utamakan konsultasi dengan dokter untuk penanganan yang personal dan komprehensif, karena penanganan yang tepat adalah kunci untuk hidup yang lebih sehat.
Humas RSUP Jayapura/Narda Margaretha Sinambela
Tulisan ini ditinjau langsung oleh: dr. Amos Pongbulaan, Sp.PD
Referensi
Singh, B., Budiman., Giawa, M M., dan Simbolon, N Z Y. (2020). Model Jaringan Syaraf Tiruan Dalam Pengenalan Penyakit Asam Lambung. SAINTEK (Jurnal Sains dan Teknologi), 2(1), 39-42.
Azer, S A. dan Goosenberg, E. (2025). Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). StatPearls Publishing LLC: Amerika Serikat.
Katz, P O., Gerson, L B., Vela, M F. (2013). Guidelines for the Diagnosis and Management of Gastroesophageal Reflux Disease. American Journal of Gastroenterology, 108(3), 308-328.
Konsensus Nasional Penatalaksanaan GERD: Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. (2022). Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesofageal di Indonesia Revisi 2022. https://pbpgigastro.com/wp-content/uploads/2024/07/Konsensus-Nasional-Penatalaksanaan-GERD-di-Indonesia-Revisi-2022.pdf
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK): Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/2162/2023 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Perdarahan Saluran Cerna. https://kemkes.go.id/app_asset/file_content_download/1704938290659f4b329345f4.01717160.pdf
Cakupan Layanan BPJS Kesehatan: Kompas.com. (2025, 11 Januari). Warganet Keluhkan Penyakit Asam Lambung Tidak Bisa Dicover di IGD, Ini Kata BPJS Kesehatan. https://www.kompas.com/tren/read/2025/01/11/180000365/warganet-keluhkan-penyakit-asam-lambung-tidak-bisa-dicover-di-igd-ini-kata
Komentar