HPV Tidak Pilih Jenis Kelamin, Vaksinnya Juga Tidak: Investasi Kesehatan Reproduksi Seumur Hidup

Ilustrasi Vaksin HPV

Kesehatan reproduksi adalah pondasi penting dalam pembangunan bangsa. Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang jarang menjadi prioritas adalah infeksi oleh Human Papilloma Virus (HPV), dimana infeksi ini dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya hingga mematikan, seperti Kanker mulut rahim (serviks), kanker anus, kanker penis, kanker tenggorokan bagian belakang (orofaring), hingga kutil pada kelamin. Sayangnya, meskipun penyakit- penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin, namun vaksin HPV sering dianggap hanya penting bagi perempuan, padahal perempuan maupun laki-laki sama-sama berisiko terinfeksi. Oleh karena itu, vaksinasi HPV seharusnya dipandang sebagai investasi untuk kesehatan seumur hidup tanpa memandang jenis kelamin.

Beban HPV di Indonesia

Menurut World Health Organization (WHO), kanker serviks adalah kanker keempat yang paling banyak terjadi pada perempuan di seluruh dunia. Pada tahun 2022, tercatat ada sekitar 660.000 kasus baru dan 350.000 kematian, di mana 94% di antaranya terjadi di negara berkembang.

Data dari Global Cancer Observatory (Globocan, 2022), di Indonesia ditemukan lebih dari 36.000 kasus baru kanker serviks dan 20.000 perempuan meninggal akibat penyakit ini. Angka ini menempatkan kanker serviks sebagai penyebab kematian tertinggi kedua akibat kanker pada perempuan Indonesia, setelah kanker payudara.

Di samping itu, WHO juga melaporkan bahwa 1 dari 3 laki-laki (31%) di seluruh dunia mengalami infeksi HPV, namun sayangnya di Indonesia sendiri belum ada data nasional yang secara spesifik menyebutkan berapa banyak laki-laki yang terinfeksi HPV. Kematian yang disebabkan oleh infeksi HPV pada pria meskipun tidak setinggi kematian oleh kanker serviks pada wanita, namun tidak bisa diabaikan. Terdapat 13.000 kematian akibat kanker penis (2020), 177.000 kematian akibat kanker orofaring (2018), dan 800-900 kematian/tahun akibat kanker anus di dunia. Sayangnya, kesadaran publik masih rendah. HPV sering dianggap hanya sebagai "penyakit perempuan", sehingga pencegahan di kalangan laki-laki masih minim.

Pemberian Vaksin HPV

Vaksin HPV direkomendasikan untuk perempuan dan laki-laki guna mencegah infeksi HPV yang dapat menyebabkan berbagai jenis kanker dan penyakit lain seperti kutil kelamin. WHO merekomendasikan pemberian vaksin HPV sebagai berikut:

  • Satu atau dua dosis dalam selang waktu 6-12 bulan bagi anak usia 9-14 tahun.
  • Satu atau dua dosis dalam selang waktu 6 bulan bagi remaja usia 15-20 tahun.
  • Dua dosis dengan interval 6 bulan untuk perempuan di atas 21 tahun. 

Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis untuk menekan angka kasus penyakit ini. Mulai tahun 2023, Kementerian Kesehatan mengintegrasikan vaksinasi HPV ke dalam program imunisasi nasional secara gratis, menargetkan anak perempuan kelas 5 dan 6 SD/sederajat. Tujuannya adalah untuk membentuk kekebalan dini terhadap HPV tipe 16 dan 18 yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks.

Meskipun fokus program pemerintah saat ini adalah anak perempuan, vaksinasi HPV juga sangat penting bagi laki-laki. Selain dapat menjadi perantara penularan virus, HPV juga bisa menyebabkan berbagai penyakit pada laki-laki. Pemberian vaksin HPV pada laki-laki akan membantu menurunkan tingkat penularan virus secara keseluruhan dan melindungi mereka dari berbagai risiko penyakit. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi generasi muda dari ancaman HPV.

Menatap ke Depan

Melindungi diri dari kanker serviks dan penyakit lain akibat HPV merupakan tanggungjawab bersama, karena infeksi ini tidak memandang jenis kelamin. Dengan meluasnya program vaksinasi HPV, pemerintah menunjukkan komitmen besar dalam membangun generasi yang lebih sehat. Kini, saatnya masyarakat turut berperan aktif dengan meningkatkan kesadaran, mendukung vaksinasi, dan menghilangkan stigma seputar kesehatan seksual. Karena pada akhirnya, vaksin HPV bukan sekadar perlindungan individu, melainkan investasi bersama untuk masa depan bangsa yang lebih kuat.

Humas RSUP Jayapura/Narda Margaretha Sinambela

Tulisan ini ditinjau langsung oleh: dr. Lilik Gretta Damaianty, Sp.OG

Referensi

WHO. (2024). Cervical Cancer. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cervical-cancer 

Globocan. (2022). 360 Indonesia Fact Sheet. Diakses dari https://gco.iarc.who.int/media/globocan/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheet.pdf

WHO. (2022). WHO updates reccomendations on HPV vaccination schedule. Diakses dari https://www.who.int/news/item/20-12-2022-WHO-updates-recommendations-on-HPV-vaccination-schedule#:~:text=WHO%20now%20recommends%3A,women%20older%20than%2021%20years 

Kementerian Kesehatan. (2022). Penguatan Upaya Preventif Melalui Kemudahan Akses Vaksin HPV. Diakses dari https://kemkes.go.id/id/penguatan-upaya-preventif-melalui-kemudahan-akses-vaksin-hpv

Komentar

Charley flora kaigere

Apakah saya bisa divasin APV, Usia saya 35thn


Tinggalkan komentar

Email anda tidak akan dipublish*